Teruna dan Permasalahannya - bagian kedua (terakhir)















Komunitas Teruna yang Sehat

Setiap manusia (makhluk sosial) memiliki komunitas, termasuk para teruna. Apa itu komunitas yang sehat? Bimbingan apa saja yang dapat diberikan kepada teruna untuk membangun sebuah komunitas yang sehat?

Komunitas berarti perkumpulan makhluk sosial atau kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan ketertarikan, misalnya kesamaan hobi, kesamaan tujuan, kesamaan pekerjaan. Komunitas yang sehat berarti kesamaan yang membuat teruna tersebut berkelompok adalah hal-hal yang positif, yang memberikan manfaat bagi perkembangan hubungan sosialisasi, di mana teruna dapat belajar berempati, berbagi dan saling peduli sesuai etika bermasyarakat, terlebih komunitas tersebut juga membangun dalam hal kerohanian setiap anggota kelompoknya. Komunitas tersebut harus bebas dari masalah pelanggaran hukum, kriminalitas dan bukan geng motor.

Komunitas-komunitas yang sehat bagi teruna bisa dibentuk dan diadakan di Gereja.
Hal sangat wajar terjadi pada usia teruna, pelayan jangan membubarkannya melainkan mewadahinya dalam kegiatan positif (misalnya Vocal Group / Kelompok belajar dst)

Ada beberapa ciri persekutuan/perkumpulan yang baik, diantaranya:

Faktor Otensitas: Hal-hal yang dibicarakan didalam suatu komunitas sering kali akan mempengaruhi baik tidak suatu komunitas. 

Komunitas yang baik adalah komunitas dimana kita bisa menjadi diri kita sendiri dan terbuka terhada segala masukan dan kritik.

Komunitas yang baik adalah komunitas yang menunjukan simpatinya kepada sesama anggota komunitas, bukan saat senang saja tetapi saat duka.

Komunitas yang baik adalah komunitas yang mempunyai belas kasihan terhadap sesama, sebuah komunitas yang baik, baiklah selalu mengajak kita perduli terhadap beban sesama kita.

Bimbingan yang dapat diberikan kepada teruna adalah membantu mengevaluasi setiap permasalah yang sulit dipecahkan dalam komunitas, memantau perkembangan dan memberikan motivasi melalui renungan/firman apabila komunitas tersebut merupakan komunitas yang berhubungan dengan kegiatan agama Kristen. Membantu dalam proses evaluasi kinerja komunitas yang sudah berjalan agar dapat bertahan dan berkembang.

Sekarang ini, banyak sekali komunitas yang ada di sekitar kita. Mulai dari komunitas pecinta alam, memasak, menulis, KTB, dan beberapa komunitas yang lainnya. Sebagai orang tua atau kakak pelayan, kita dapat memberikan saran kepada anak untuk bergabung dalam komunitas yang membangun. Jika anak memiliki facebook dan bergabung dalam satu grup, kita bisa melihat profil grup tersebut dan memberikan saran-saran kepada anak kita. Namun, apabila komunitas itu berupa persahabatan yang dijalin oleh anak-anak kita dengan sesama sahabatnya, kita dapat mengundang mereka semua untuk main ke rumah, sehingga kita mengenal siapa teman-teman anak kita dan orang tua dapat mengontrol komunitas yang dijalin oleh anak kita.


Karakter Kristus dalam Diri Teruna

Apa yang dimaksud dengan karakter Kristus? 

Bagaimana cara membangun karakter Kristus dalam diri seorang teruna?
Bagaimana cara mewujudkan identitas murid Kristus ?

Karakter Kristus adalah karakter yang dimiliki seseorang ketika ia menempatkan Kristus sebagai pusat kehidupannya. Karakter Kristus didasari oleh motivasi yang benar demi kebenaran dan demi kemuliaan Allah. Perasaan yang beraneka rupa bisa muncul sebagai respons langsung dari suatu peristiwa. Akan tetapi, ketika pengikut Kristus meletakkan Kristus sebagai pusat dari seluruh hidupnya, maka motivasi, perbuatan dan perasaan akan diarahkan atau difokuskan kepada Kristus dan kemuliaan Allah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Oleh karena itu, karakter adalah nilai yang unik baik yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku (Kemendiknas, 2010), maka karakter terbentuk semenjak kecil. Karakter terbentuk dipengaruhi oleh : Lingkungan/orang yang sering berinteraksi dengan anak, orang yang paling dipercaya anak dan pengalaman pertama dan hal yang menyenangkan yang terekam pada memori seseorang semenjak kecil hingga dewasa. Dari pengertian ini, maka cara membangun karakter Kristus pada diri seorang teruna harus dilakukan semenjak usia dini. Terutama dalam lingkup keluarga, awalnya melalui pengenalan akan Tuhan dan pengertian batas yang jelas antara benar dan salah.

Memberikan pengajaran tentang kebenaran firman Tuhan, dalam membimbing teruna seorang pemimpin harus memperkenalkan dan menanamkan suatu pemahaman tentang Allah di dalam Kristus sebagai langkah awal bagi keberhasilan bimbingannya, mengingat bahwa Roh Kudus dan karunia roh merupakan syarat mutlak bagi teruna supaya mereka siap menjadi pemimpin di masa kini maupun di masa yang akan datang, sebab hanya Roh Kudus yang mampu mengubah karakter dan mengajarkan berbagai kebijakan/keputusan yang perlu dimiliki oleh teruna Kristen. Teruna akan siap mental dan spiritual untuk dapat menampilkan karakter Kristus atau mewujudkan identitas murid Kristus dan menjadi saksi Kristus yang handal dalam kehidupannya. Pada saat teruna membangun karakter Kristus pada dirinya, dapat diberikan dengan mengkaitkan kisah hidup Yesus sendiri dengan sasaran karakter yang akan dibentuk pada teruna. Karakter tersebut seperti bertanggung jawab, menghargai diri sendiri, melakukan hal yang benar, menghargai orang lain, kemampuan untuk mencegah dan mengatasi konflik. Selain melalui pembahasan dalam PA teruna, tentu saja teladan yang baik serta kesediaan berkomunikasi dari orang-orang disekitar harus diberikan pada para teruna ini.

Mengajarkan teruna memiliki relasi dekat dengan Kristus, membawa semua masalah yang dihadapi selalu pada Tuhan dan mengambil setiap keputusasaan dari sudut pandang iman Kristen.

Teruna dan Permasalahannya - sebuah renungan untuk para pelayan Persekutuan Teruna GPIB






oleh Samuel Glenn Voerman
gvoerman@gmail.com

Remaja dan Pertumbuhan Iman

Masa teruna/remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Bagaimana kemampuan remaja dalam mengenal kebenaran iman Kristen? Hal-hal apa saja yang dapat dilakukan oleh pembina untuk membantu remaja bertumbuh?

Masa teruna adalah masa peralihan dari anak-anak menuju ke masa dewasa (usia antara 12 th -18 th), pada masa ini seorang anak akan mengalami transisi dimana seorang teruna mengalami banyak sekali perubahan baik secara fisik, kerohanian, psikologi, sikap dan lain sebagainya, sehingga menyebabkan kemampuan masa remaja remaja dalam mengenal kebenaran iman Kristen masih labil/masih lemah sehingga sering menyebab remaja jatuh dalam berbagai masalah karena pengaruh lingkungan dan pergaulan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk melakukan pembinaan iman remaja agar bertumbuh menjadi kuat, dengan melalui suatu proses, cara, perbuatan, pembharuan, penyempurnaan, usaha tindakan, serta kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien.

Dalam segi kerohanian, seorang teruna juga akan mengalami masa transisi. Bagi seorang teruna Kristen, yang semula masih anak-anak dan masih mengikuti Sekolah Minggu, kini mereka harus mengikuti Persekutuan Teruna. Tentu tidak mudah untuk beradaptasi bagi seorang remaja ketika mengikuti persekutuan teruna, sebab mereka sudah tidak lagi berteman dengan anak-anak yang masih kecil-kecil, suasana persekutuan di tempat yang baru, penyampaian firman Tuhan yang tidak sama dengan masa Sekolah Minggu. Juga acara-acara teruna yang tidak lagi melulu games. Apabila seorang teruna tidak mampu beradaptasi dengan baik, maka 1 atau 2 kali dia datang, selanjutnya ia akan hilang dari persekutuan teruna, karena merasa dirinya tidak bisa berbaur dengan kelompok persekutuan yang baru.

Pada masa ini, seorang anak akan sangat tertarik untuk bertanya hal-hal yang sukar dan sulit untuk dipahami rasio, seperti:

Mengapa Tuhan Allah menciptakan langit dan bumi?

Bagaimana Alkitab bisa ada dan bisa kita pakai?

Pengorbanan Yesus di kayu salib, masakan kematian satu orang dapat menebus dosa semua orang di dunia?

Dan masih banyak pertanyaan yang lain. Untuk menjawab hal-hal seperti ini, seorang pelayan harus terus menerus diperlengkapi secara berkala dan memiliki kemauan untuk terus belajar, melalui Materi Bina Dasar atau Lanjutan, sehingga dapat memberikan pengajaran-pengajaran yang benar.

Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan oleh seorang pelayan untuk menolong teruna bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus:

Tidak sekadar menjadi seorang pelayan, tetapi juga menjadi kakak, kawan bahkan sahabat bagi mereka.

Memberikan perhatian yang sama rata kepada semua teruna.

Berikan pengajaran-pengajaran Kristen yang sifatnya praktis dan aplikatif.

Menggunakan berbagai macam metode dan media untuk menyampaikan kebenaran firman Tuhan.

Menjadi teladan yang baik dalam perkataan.

Belajar mengenai dunia remaja, sehingga ilustrasi yang diberikan dapat dipahami oleh mereka.


Perkembangan Fisik Remaja

Pada masa remaja, masa teruna mulai ada perubahan fisik yang dialami teruna, dan terkadang teruna tidak bisa menerima perubahan yang terjadi pada fisiknya. Bagaimana cara pelayan untuk mengajarkan bahwa teruna harus menjaga tubuhnya?
Memasuki masa teruna, seorang anak akan mengalami perubahan dalam dirinya. Baik itu perubahan psikis maupun fisik. Secara psikis, anak-anak teruna tentu sudah sedikit demi sedikit meninggalkan sifat kekanak-kanakan mereka, ingin diperhatikan, tidak suka bila orang tua terlalu ikut campur. Sementara secara fisik, bagi anak teruna pria akan mengalami perubahan suara, tumbuh jakun, dada yang mulai melebar, tumbuh rambut di daerah tertentu. Sedangkan bagi seorang teruna putri akan mengalami masa menstruasi, payudara yang mulai membesar, dan pinggang yang mulai membentuk. Seringkali dalam masa-masa ini, seorang teruna akan mulai tidak nyaman dengan keadaan fisik mereka yang berubah. Bahkan ada yang merasa memiliki kecantikan atau ketampanan, mereka mulai bersikap sombong dan bertindak yang tidak semestinya.

Untuk menolong mereka semua, seorang pelayan perlu untuk memberikan pelajaran mengenai gambar diri atau citra diri. Di mana, seorang teruna tidak kehilangan identitas mereka, menggunakan apa yang mereka miliki untuk memuliakan nama Tuhan. Dengan persekutuan dalam kelompok kecil dan menggunakan metode sharing. Membahas setiap masalah dengan terbuka dan menyampai pelajaran-pelajaran dengan santai, dapat membantu setiap teruna untuk menemukan dan membangun identitas diri mereka.

Juga seorang pelayan harus menekankan bahwa tubuh dan diri kita adalah Bait Roh Kudus, di mana Allah bersemayam dalam hati kita. Maka, semua tindakan yang kita lakukan haruslah senantiasa memuliakan Allah. Menempatkan Allah dalam hati kita dan kita terus dibentuk dan diperbaharui dalam bimbingan Roh Kudus.


Kenakalan Remaja

Apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja? Sebutkan jenis-jenis kenakalan remaja! Bagaimana cara untuk mengantisipasi kenakalan remaja ini terhadap para remaja yang kita bimbing?

Kenakalan teruna merupakan masalah yang memiliki cakupan yang sangat luas. Mulai dari tingkah lakunya tidak dapat diterima secara sosial, minuman keras, narkoba, pornografi, seks bebas dan beberapa tindakan kriminal lainnya. Penyebab dari kenakalan teruna juga diakibatkan oleh berbagai faktor, diantaranya faktor keluarga yang tidak dapat diteladani, pergaulan yang salah dan pengaruh media, lebih-lebih apabila mereka kurang mendapat pengawasan dari orang tua, maka para teruna akan sangat mudah untuk terjerumus dalam kenakalan teruna. Kenakalan teruna akan lebih baik apabila segera ditangani. Karena jika tidak demikian, maka akibatnya akan semakin parah ketika mereka beranjak dewasa.

Pada masa teruna, mereka melakukan apa yang mereka lihat, yang membuat mereka tertarik, dimulai dengan hal yang baru menurut mereka, tanpa mereka sadari itu merupakan hal yang baik atau buruk, yang penting bagi mereka adalah mencoba, dan tidak ketinggalan zaman atau ketinggalan dengan teman sebaya mereka. bahkan diantara mereka sudah mengetahui bahwa hal itu buruk dan ada akibatnya, mereka tetap melakukannya, hanya demi pengakuan dari lingkungannya atau pergaulannya.

Cara untuk mengantisipasi kenakalan remaja terhadap para teruna adalah:

Sebagai seorang pembimbing / kakak layan harus memberikan teladan, jadi sebagai seorang kakak layan harus selalu mengoreksi diri.

Memberikan pembinaan iman kepada teruna dengan berbagai metode yang menarik dan kreatif.

Menjadi teman dan sahabat bagi mereka, mengajak melakukan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan gereja yang sesuai dengan kreatifitas mereka.

Komunikasi yang baik dengan para teruna, Follow up

Mengadakan persekutuan rutin di luar jam ibadah, sharing, PA, dan lain-lain.


Pergaulan yang Salah

Hal-hal apa saja yang mendorong seorang teruna untuk masuk dalam pergaulan yang salah? Sebutkan akibat-akibat yang ditimbulkan ketika teruna salah dalam bergaul dan memilih teman!

Pada masa remaja, teruna cenderung mencari tempat untuk mengekspresikan dirinya, mencari tempat dimana mereka dapat diterima dan diakui, menerima penghargaan, dan mencari kelompok yang merasa senasib dengan mereka. Biasanya para remaja mempunyai kesenangan, hobi, kebiasaan yang sama. Bahkan mereka juga mempunyai pengalaman/ latar belakang yang membekas di hati mereka, seperti mereka pernah mengalami kekecewa, atau perlakuan yang buruk dari keluarga atau lingkungan sekitar. Dalam kelompok itu mereka mendapatkan kenyamanan dalam melakukan hal yang sesuai dengan keinginan mereka. bahkan dengan melakukan hal yang buruk, yang merugikan orang, demi melampiaskan, dan memperoleh kepuasan karena di dalam keluarga atau lingkungannya tidak diterima.

Setelah mereka menemukan kelompok pergaulan yang nyaman bagi merka, tidak peduli itu memberikan dampak yang buruk bagi mereka, maka merekapun hidup, dan melakukan hal yang di kelompok itu lakukan, supaya mereka tetap diterima dan diakui. Sebagian besar kelompok-kelompok teruna seperti itu biasanya hal yang mereka kerjakan hanya untuk mencari kesenangan bagi kelompok itu, mencari pelampisan yang membuat mereka senang seperti, merokok, miras, seks bebas, narkoba, dll. Hal-hal inilah yang berlangsung dalam kelompok teruna, tetapi pada era sekarang karena perkembangan zaman dan tekhnologi, para teruna jarang mencari kelompok, mereka mengekspresikan kesenangan dan kebebasan mereka dengan berbagai aplikasi di dunia Internet, misal Game online dan lain-lain.

Apabila teruna terjerumus dalam pergaulan yang salah maka teruna akan:

Menjauhkan diri dari Gereja.

Menjadi pribadi yang pemberontak.

Menjadi pribadi yang tidak dapat bersosialisasi dengan baik.

Prestasinya di sekolah akan menurun.

Tidak dapat me-manage uang jajannya dengan baik, karena uangnya akan dipakai untuk ngegame ataupun jalan-jalan dengan teman-temannya.

Menjadi pribadi yang tertutup kepada orang tua.

Masa sekarang dalam masa digital, hampir semua teruna bahkan anak-anak sudah memiliki gadget yang canggih yang dapat menjelajahi semua media sosial seperti facebook, twitter, instagram, path dan lain sebagainya. Sebagai orang tua atau kakak pelayan, sering kali kita tidak memiliki waktu 24 jam penuh untuk mengontrol anak kita, sehingga sering kali kita tidak mengetahui dengan siapa anak-anak kita berteman, aktifitas apa saja yang ada di media sosialnya, dan statusnya hari ini apa. Peran orang tua sangat besar dan sangat penting untuk menolong anak-anak dalam bergaul secara besar, memberitahukan kepada anak untuk selektif dalam meng-approve teman, membuat status, dan juga memantau anak melalui sosial media yang mereka miliki.

Melalui Alkitab pada kitab Amsal 23:19-21 yang berintikan Nasihat Untuk Pergaulan yang Baik diketahui bahwa kitab Amsal 22:17 s/d 24:34 seluruh isi dan ayat-ayatnya ditujukan untuk teruna, remaja dan kaum muda generasi Gerakan Pemuda. Ini dapat dibuktikan dari sapaan penulis Amsal : "Hai anak-anakku,...." dst
Patutlah kita memperkenalkan kitab Amsal mulai pasal 22:17 sampai Amsal 24:34 yang mengandung pengajaran atau nasihat hikmat untuk para teruna.

Pendidikan Seks bagi Remaja
Pada kenyataannya pendidikan seks jarang diberikan kepada para teruna, sehingga memasuki masa teruna, beberapa media sosial memberitakan bahwa teruna sering jatuh dalam dosa seksual dan terkadang menjadi korban pelecehan di sekolah. Bagaimana cara menyampaikan pendidikan seks kepada remaja/teruna? Di dalam gereja atau kelompok tumbuh bersama, perlukah pendidikan seks dikemas dengan kebenaran firman Tuhan dan disampaikan kepada teruna?

Pendidikan seks kepada teruna perlu dikemas dengan kebenaran firman Tuhan dan disampaikan kepada teruna, mengingat pengaruh lingkungan sangatlah dominan dan media sosial serta perkembangan ilmu teknologi yang semakin mudah untuk mempengaruhi teruna, oleh karenanya kembali juga kepada peran orang tua harus menjadi gembala yang baik di lingkungan keluarganya masing-masing, menjadi teladan bagi-bagi anak-anaknya dengan memberikan nasihat dan arahan menurut kebenaran firman Tuhan dengan contoh-contoh korban pelecehan seks di tayangkan di Televisi dan media sosial lainnya.

Dengan mengerti kondisi fisiknya melalui pendidikan seks, para teruna mampu mempersiapkan mental dan sikapnya untuk menjaga diri, baik menjaga diri sendiri (terhindar dari kejahatan seksual), juga menjaga agar tidak melakukan perbuatan yang melanggar norma dan merugikan orang lain. Dengan memberikan pengertian dan konsekuensi yang terjadi jika ada pelanggaran hak yang sangat pribadi. Dan yang terpenting membangun dasar spiritual yang kuat kepada mereka. Terutama berikan penjelasan secara detail tentang firman bahwa tubuh kita adalah Bait Allah.

Selain memberikan pengarahan atau khotbah tentang kekudusan, mereka juga perlu teladan hidup. Seks bebas tidak akan pernah terjadi apabila mereka membentengi diri masing-masing dengan baik. Pembekalan agama dari orangtua, gereja, bahkan sekolah belum cukup dijadikan alat pertahanan. Kehidupan pribadi yang intim dengan Tuhan hari demi hari lah kuncinya.



Rokok dan Narkoba

Apakah yang membuat seorang teruna tertarik kepada rokok dan narkoba? Apa saja dampak negatif dari merokok dan mengonsumsi narkoba? Bagaimana cara mengantisipasi supaya teruna tidak merokok dan mengonsumsi narkoba?


Beberapa motivasi yang melatar belakangi seseorang merokok adalah untuk mendapatkan pengakuan, untuk menghilangkan kekecewaan dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma. Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh teruna yang biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat pada kelompoknya.

Dampak negatif merokok dan narkoba:

Bila rokok dan narkoba digunakan terus-menerus atau melebihi takaran yang sudah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan (kecanduan). Kecanduan inilah yang akan menimbulkan dampak negatif, yaitu:

Dampak Fisik: terjadinya kerusakan syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.

Dampak Psikis: lamban kerja, sering tegang, hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, tingkah lakunya brutal, sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan, cenderung menyakiti diri sendiri bahkan bunuh diri.

Dampak Sosial: gangguan mental, anti-sosial dan asusila. dikucilkan oleh lingkungan, menjadi beban keluarga, pendidikan terganggu, masa depan suram.

Cara mengantisipasi supaya teruna tidak merokok dan mengkonsumsi narkoba:

Peran Orang tua: 
Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak pre natal dan balita, membekali anak dengan dasar moral dan agama, mengadakan komunikasi yang baik dan efektif antara orang tua dan anak, menjalin kerjasama yang baik dengan guru di sekolah maupun dengan guru agama berkaitan dengan pendidikan iman teruna, menjadi teladan bagi anak-anak baik perilaku maupun dalam hal menjaga lingkungan yang sehat, menerapkan disiplin konsisten pada anak, hindarkan anak dari NAPZA.

Peran Guru (Guru di sekolah dan Pelayan Persekutuan Teruna GPIB):Bersahabat dengan siswa/teruna, membekali dengan dasar moral dan agama, memberikan keluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstrakurikuler, menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga, meningkatkan disiplin dan memberikan sangsi yang tegas, meningkatkan kerjasama dengan orang tua, sesama guru. Membentuk siswa untuk berkembang secara sehat dalam hal fisik, mental, spirtual dan sosial. Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA.

Peran Pemerintah dan masyarakat:Menegakan Hukum, sangsi dan disiplin yang tegas, memberikan keteladanan, menanggulangi NAPZA dengan menerapkan peraturan dan hukumnya secara tegas.

Peran Media:Menyajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (Tayangan yang berdampak positif bagi teruna).




                                                                                                                                     (bersambung)

Sejarah Pelayanan Kategorial Persekutuan Teruna GPIB


Pada Persidangan Sinode XII – 1978 di Kuningan sudah ada pergumulan tentang anak-anak remaja (kelas 3 SMP) dan pemuda “kecil/yunior” (kelas 1 / 2 SMA) yang “tersisih” baik dari kelas Kebaktian Remaja (KR) karena merasa sudah terlalu besar maupun dari Gerakan Pemuda (GP) karena merasa masih terlalu kecil.
Pada Persidangan Sinode XII tersebut, MS XII ditugaskan untuk membentuk kelas “khusus” yang menampung anak-anak tersebut yang kemudian disebut Teruna. Sehingga pada tahun 1979 GPIB jemaat Bandung (satu Jemaat tetapi dengan 3 gereja yaitu Bethel, Maranatha dan Sejahtera) ditunjuk untuk membuat kelas PT sebagai pilot project yang koordinatornya adalah Pdt. J.M. Lawalata, SmPak (Pendeta TNI yang diperbantukan ke Maranatha) dan Ny.Henny Simauw (istri Ketua GPIB Jemaat Bandung). Salah satu tujuan kelas PT adalah untuk mempersiapkan para Teruna untuk mengikuti katekisasi.
Persidangan BPK (Bidang Pelayanan Kategorial) Oktober 1982 di Pandaan-Pasuruan, Jawa Timur, khususnya dapam Persidangan BPK KA/KR menggumuli pelayanan pada kategori usia lepas remaja sebagai suatu pelayanan yang tersendiri dalam arti tidak lagi oleh KA/KR. Keputusan persidangan BPK KA/KR ini diteruskan/ diusulkan kepada Persidangan Sinode XIII agar ditetapkan.

Sejak dipisahkannya pelayanan sekolah minggu yang dahulu disebut Kebaktian Anak/Kebaktian Remaja, tanggal 30 Januari 1983, dibentuklah Bidang Pelayanan Kategorial Persekutuan Teruna GPIB.
Berdasarkan Ketetapan Persidangan Sinode XIII GPIB tentang hal tersebut diatas, maka realisasinya Persidangan Sinode XIII GPIB merekomendasikan kepada Ketua III dan Sekretaris II Majelis Sinode terpilih, agar membentuk dan menyusun struktur dan personalia Dewan Persekutuan Teruna GPIB periode 1982-1986. Adapun hasil pembentukan personalia Dewan Teruna GPIB periode tersebut di atas bersama Dewan BPK lainnya yang terbentuk melalui Persidangan BPK masing-masing diteguhkan dalam Kebaktian Jemaat di GPIB Bukit Moria DKI Jakarta tanggal 30 Januari 1983 dan keabsyahannya secara organisatoris berdasarkan
Surat Keputusan Majelis Sinode GPIB nomor 30/83/MS XIII/Kpts tanggal 9 Pebruari 1983
dengan lampiran susunan personalia Dewan Persekutuan Teruna sebagai berikut :
Ketua : Ferry G. Mailoa
Wk. Ketua : Theo H. Rapar
Sekretaris : Willem Pasla
Wk. Sekretaris : Jane F. Rattu
Bendahara : Albert F. Kaliey
Anggota : Adel Runturambi – Bogar
Benny Soewaskitho
Seiring dengan perjalanan waktu ada perubahan susunan personalia jabatan :
Wk Sekretaris : Benny Soewaskhitho
Bendahara : Jane F. Rattu
Anggota : Albert F. Kaliey

Bertugas melayani, membina usia belia krusial 13 - 17 tahun, usia yang masih mencari identitas diri dan selama lima tahun, Persekutuan Teruna mengantar remaja untuk menjadi jemaat yang dewasa (warga sidi jemaat)melalui Proses Katekisasi dan menghantar ABG ini menyelesaikan masa remajanya sebagai teruna harapan Tuhan Yesus kemudian tumbuh menjadi pemuda pemudi yang setia serta takut akan Tuhan.
Sesuai Pemahaman GPIB, Pelayanan Kategorial Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat yang melayani usia krusial anak dalam pertumbuhan melalui pelayanan strategis dalam Persekutuan Teruna. membagi kelas pelayanan menjadi 2 yaitu kelas EKA (seusia SLTP) serta kelas DWI (seusia SLTA hingga 17 tahun).

Kemudian usai melewati usia 17, teruna diproyeskikan ikut pelajaran Katekisasi selama 11 bulan untuk menjadi warga sidi jemaat yang bertanggung jawab dan tetap setia dan takut akan TUHAN. Pelayanan Kategorial menjadi semakin krusial dan strategis mengingat seiring perkembangan zaman karakteristik remaja usia 13-17 semakin kompleks, kritis dan berani. Menjadi suatu tantangan sendiri bagi Kakak Pelayan untuk terus mengikuti tren dan perkembangan sehingga tetap lekat dengan permasalahan Teruna masa kini.

Dewan Persekutuan Teruna GPIB dari masa ke masa
Periode 1983 – 1986
Ketua : Ferry C. Mailoa
Wk. Ketua : Theo H. Rapar
Sekretaris : Willem Pasla
Wk. Sekretaris: Benny Soewaskitho
Bendahara : Jane F. Rattu
Anggota : Albert F. Kaliey
Adel Runturambi – Bogar

Periode 1986 – 1990
Ketua : Bully Tanamal
Sekretaris : Audrey Sahertian
Bendahara : Christy Tasyam
Anggota : Ferry C. Mailoa
Willem Pasla

Periode 1990 – 1995
Ketua : Metty Nikijuluw
Wk. Ketua : Gerhard Rumeser
Sekretaris : Audhy R.K. Warouw
Wk. Sekretaris: Anggraeni Pusung
Bendahara : Wenny Wowor
Anggota : Inez Sapteno

Periode 1995 – 2000
Ketua : Audhy R.K. Warouw
Wk. Ketua : Anggraeni Pusung
Sekretaris : Cindy Palar
Wk. Sekretaris : Nita Mandang
Bendahara : Wenny Wowor
Anggota : Ricardo Titaheluw
Maxi Barnella

Periode 2000 - 2005
Ketua : Ricardo Titaheluw
Wk. Ketua : Nita Siregar - Mandang
Sekretaris : Amelia Samallo
Wk. Sekretaris : Esther Wowiling
Bendahara : Melvalya Napitupulu
Anggota : Cristson Mintje
Riana Rumuy

Periode 2005 - 2010
Ketua : Richard Lumbantobing
Wk. Ketua : Amelia Samallo
Sekretaris : Viking Karwur
Wk. Sekretaris : Harry Purwanto
Bendahara : Rouli Simangunsong
Anggota : Melvalya Napitupulu
Sonny Mintje
Prisilia Sitorus -Jacob
Yane Wariki
Seiring berjalannya waktu ada perubahan susunan Personalia :
Sekretaris : Harry Purwanto
Wk. Sekretaris : Viktory Saetakela
Anggota : Prisilia Sitorus Jacob


Periode 2010 - 2015
Ketua : Kak Harry Purwanto
Wakil Ketua : Kak Luciana Lewerissa - Siahaan
Sekretaris : Kak Viktory E.Saetakela
Wk. Sekretaris : Kak Heidi Lepar
Bendahara : Kak Irma Bonita Pical - Tomahuw
Anggota :
Kak Violen Helen Marpaung - Pirsow
Kak Theodora Cynthia Helena Dima Gah
Kak Anne Tompodung
Kak Tony Andyanus Than

Periode 2015-2020
Ketua : Kak Luciana Lewerissa-Siahaan
Wakil Ketua :  Kak Valentino Sopacua
Sekretaris : Kak Anne Tompudung
Wakil Sekretaris : Kak Rita Octavianti
Bendahara : Kak Reza Soetopo
Anggota
Kak Gerald Tumelap
Kak Martin Saiya
Kak Heidi Lepar
Kak Grace Metanfanuan

Menjadi Pelayan Teruna tidaklah gampang, anda diminta membina dan melayani anak anak muda harapan Kristus di usia krusial usia berontak, mungkin hanya anda yang di dengar oleh mereka bukan orang tua lagi, itupun anda di dengar karena anda pelayan Teruna. Nah apa yang kira-kira diperlukan untuk menjadi Pelayan Teruna yang ideal dan handal?

1. Punya kerinduan melayani,
2. Mengasihi anak layan dengan sepenuh hati seperti adik kandungnya sendiri
3. Hati yang Takut akan Tuhan 1000%
4. Pemahaman Firman Tuhan yang mendalam
5. Peka akan kehendak Yesus (diperlukan pergaulan yang sangat intens dengan Alkitab untuk sampai ke tahap ini).
6. Mengerti psikologis anak usia 13-17 tahun
7. Hidup bisa menjadi teladan bagi anak2 Teruna.
8. Berbusana pantas dan tidak kasual jika sedang melayani
9. Rela berkorban waktu dan berusaha selalu ada bagi anak layannya
10. Rendah hati
11. Berserah pada Yesus